Nataslabar.com – Kamu dan Rinduku
Adakah kabar semalam?
Sontak,sorak denyut nadi tak karuan
Seindah janjimu yang tak kunjung pasti
Sudahkah engkau puas?
Hanya kegelisahan yang selalu setia
menemaniku dalam mimpi malam
Cukup sadarkah engkau?
Setiap untaian kata dan janji manismu
hanyalah bunga tidurku semata
Lampu sorot yang membias mengelabui malam kelam
Seakan tak pernah bosannya meberi warna pada malam
sang bintang pun tak pernah hilang ditelan pekatnya malam
Kata cintapun tak pernah habis dimakan waktuku
Engkau bagai bayangan. Kukejar namun tak pulah kudapat
Dalam tidur malam,inginku rajut kisah di musim semi bersamamu.
Sembias cahaya Lampu sorot seakan membentaku kembali
bahwa itu hanyalah mimpi semata
Deruhnya angin malam,mengelabuhi tiap langit kamar mungilku
Tak tau kemana akankah dia pergi
Dalam ingatkanku namamu bukanlah sekedar nama…
Gelap bukan alasan bagiku untuk bermimpi
Sampai akhirnya kita dipertemukan
walau tak dapat berkata dan tak sempat bermesraan
Seperti di akhir tahun kemarin
Sembari Desember memberi banyak cerita rindu
antara aku dan kamu yang berakhir luka,rundung pilu.
Baca juga: Rakus, Puisi-Puisi Kasianus Roin
Kota Lama dan Hujan
Masih tentang akhir tahun
Pagi masih mendung
Petanda hujan akan turun
Yang pada libur senang dan beruntung
Ketika hujan cukup rebahan
Menanti malam dengan banyak harapan
Embun masih saja enggan berpaling dari dedaunan
Pagi sekali sang hujan bertebaran pada genting
Tak selebat janji mantan yang akhirnya harus berpaling
Bersua dalam luka,bercinta dalam rentanan waktu yang kian berakhir
Malam nanti akan ada kabar
Selamat berakhir tahun buat yang masih jauh
Masih tentang kota lama dan hujan tak kunjung berakhir
Sesaat berdoa semoga membawah berkah
Entalah sesaat secangkir kopi kian habis
Sebatang rokok tersisa tak kalah di tengah cekatan
dingin atau mungkin karena masih pagi sekali
Ehh tak sadar kalau hari sudah mulai sore
Yah…sudalah baru sadar kalau ternyata
sedang dibohongi oleh mendung dan hujan diantaranya.
Baca juga:Kau Begini Aku Begitu; Puisi-Puisi Diana Multi
Pulang atau Tahan Rindu
Kata orang healing terbaik adalah pulang kampung.
Kali ini agak berbeda dari sebelumnya.
Desember hujan, akhir tahun penuh dilema
Pulang kampung atau tahan rindu.
Menikmati suasana rumah menjelang natal dan tahun baru kali ini pantang bagiku
Suatu hal yang ditunggu-tunggu adalah natal bersama keluarga
Hujan membawaku pada rindu akan pulang
Walau sebentar tapi berada diantara mereka aku bahagia
Cerita panjangku kian berbeda kembali
Kenapa harus pulang?
Terkesan konyol ketika mendengar pertanyaan itu.
Mengejar mimpi adalah jalan
Namun mengejar mimpi membatasi segalanya
Bukan juga memberi jalan untuk mengobati luka rindu pulang.
Penulis Adalah Alumnus Seminari St. Yohanes II Labuan Bajo